Pages

Monday, 4 March 2013

Menikmati Indahnya Gunung Bromo yang Sedang Tertidur

Pagi itu Sabtu sekikar pukul 23.00Wib, saya dan rombongan berkumpul di depan kampus. Setengah jam kemudian setelah pasukan lengkap kita langsung menuju ke singosari untuk menjemput kawan kita satu lagi. Setelah lengkap kita langsung menuju tujuan kita yaitu Bromo. Saya sendiri tidak terbiasa dengan perjananan menggunakan kendaraan roda 2 di malam hari, apalagi saya juga tidak terlalu kuat dengan suhu yang dingin. Tetapi demi bisa menikmati keindahan G.Bromo namanya dingin menjadi lebih hangat dengan disupport oleh teman-teman semua yang ikut dalam rombongan sekitar 12 orang. 

Untuk perjalanan pertama, saya yang pegang setir hingga pemberhentian pertama. Setelah itu saya berganti posisi sebab tangan saya terasa sangat kaku karena kedinginan. Kita akhirnya bergabung dengan rombongan lain agar lebih rame gitu. Perlu diwaspadai bagi yang belum terbiasa dengan jalur yang kami lewati ini sebab tikungan, tanjakan, turunan di track kami ini bisa dibilang beberapa sangat curam dan jalannya pun beberapa ada yang tidak baik/rusak. 


Beberapa anggota rombongan kita ada yang selip dan jatuh karena jalannya licin berlumpur, sebab sebelum kita lewat sini di daerah ini sempat diguyur hujan. Kontur tanah yang miring, menjadikan tanah disini jika terkena air sangat rawan sekali terjadi longsor kecil maupun besar. 

Akhirnya sekitar pukul 03.00Wib kita para rombongan tiba di pos pemeriksaan. Disini jika kita ada yang ingin menyewa jeep, bisa mencarinya disini. Kebetulan saya di pos pemeriksaan ini membeli sarung tangan baru untuk mendouble sarung tangan sebelumnya yang saya rasa kurang sekali menghalau hawa dingin disini. Jangan kan sarung tangan jaket di badan pun saya double. 


Setelah mengantre diloket pembayaran bagi wisatawan, kita lanjut perjalanan menuju penanjakan 1 untuk menikmati indahnya sunrise dari ketinggian sekitar 2000mdpl. Sebelum sampai ke penanjakan saya sempat mengisi bahan bakar kendaaraan saya untuk cadangan agar ketika turun nanti tidak mengisi lagi hingga ketemu pom bensin. 

Untungnya kita berangkat ketika hari weekend, jadi dijalan banyak sekali rombongan yang berjalan bersama. Jadi jalan untuk naik itu hanya dipakai untuk satu jalur saja, kemudian pemandangan lampu dari atas sungguh menakjubkan. Bagi pemula yang menjadi driver harap berhati-hati karena disini kurang sekali penerangan jalan. Dengan menikuti rombogan kita bisa terbantu melihat jalur mana yang aman untuk dilewati.

Sekitar satu jam setelah dari pos pemeriksaan kita semua tiba di penanjakan 1. Rasa senang dan bangga menyelimuti diri ini. Sebab ini untuk pertama kalinya saya menikmati keindahan Gunung Bromo dan sunrise nya. Berjalan dari parkiran sepeda motor nafas ini tersa sungguh berat bagi saya. Kata teman saya memang begitu bagi pemula butuh penyesuaian suhu. Akhirnya hidung dan mulut saya tutup menggunakan kain dan hasilnya sempurnya saya bisa bernafas dengan normal. Jangan khawatir dengan fasilitas di penanjankan disini banyak sekali warung oleh-oleh, makanan, dan kopi. Di pendopo untuk melihat sunrise dan Gunung Bromo dari atas pun sangat rapi dan bersih.

Jangan takut kehilangan sinyal sebab disini terdapat beberapa pemancar sinyal HP dari berberapa provider. Paling yang gak ada ya tempat charger HP. Perlahan matahari pun mulai menampakkan cahayanya dari balik gunung. Semua orang langsung mengambil posisi untuk menyaksikan sang surya menampakkan cahayanya. Ada yang sudah siap dengan tripod dan kamera DSLRnya kemudian ada yang hanya duduk menghadap matahari dan ada juga yang berebut berdiri untuk bisa menikmati indahnya sang surya terbit. Tetapi disini tetap tertib tidak ada saling senggol yang menimbulkan kericuhan karena semua masih bisa menikmati sang surya dari segala angle dan posisi.

Tidak hanya wisatawan lokal yang berkunjung kemari ada beberapa wisatawan asing yang berkunjung kemari, bahkan ada yang meminta saya untuk mengabadikan dia dengan latar belakang G.Bromo dengan kamera poket yang ia miliki. Kita juga bisa turun sedikit dari pendopo tapi harus hati-hati karena jalannya hanya setapak dan curam.

Matahari semakin meninggi dan wisatawan yang berada di pendopo penanjakan pun sudah mulai sepi dan melanjutkan perjalanan mereka ke pura dan gunung bromonya. Tetapi saya dan rombongan sepakat tidak melanjutkan turun ke gunung bromo karena kita rasa untuk kali ini sudah cukup dan lain kali kita akan turun ke bawah dan menikmati kawah bromo. 












No comments:

Post a Comment